Kefir yang biasa diucapkan Kefe-er, minuman ini sangat tenar di kalangan peneliti di Eropa karena banyak sekali manfaatnya bagi tubuh kita. Disebut juga sebagai “The Champagne of Cultured milk” (minuman yang paling bernilai dari berbagai jenis susu fermentasi), yang dalam bahasa Turki, yaitu “Keif” mempunyai arti “perasaan yang baik atau menyenangkan” (Good feeling).
Kefir adalah salah satu produk fermentasi yang sudah dikenal ribuan tahun yang lalu dan dibuat oleh manusia yang hidup di bagian utara pegunungan Kaukasus.
Pada awalnya kefir seperti legenda yang cukup banyak menyimpan misteri. Banyak yang mencari asal usul kefir tersebut dari beberapa referensi dan penelitian mengenai kefir di kawasan Utara Ossetia (bagian Utara dari Pegunungan Kaukasus, antara Negara Rusia dan Georgia). Kawasan tersebut dihuni oleh komunitas Ossetian, yang merupakan keturunan dari Bangsa Seythian yang hidup secara nomaden.
Secara tradisional, masyarakat di bagian utara pegunungan Kaukasus tersebut mempersiapkan pembuatan kefir dengan menuangkan susu kambing atau susu sapi segar (susu padat lemak/full cream) dan biang stater kefir ke dalam kantong yang terbuat dari kulit kambing. Proses fermentasi susu selama 24 jam di temperature ruang dan begitu kefir telah jadi dikeluarkan dari kantong, dan susu segar baru dituang lagi ke dalam kantong. Begitulah proses pembuatan kefir berlanjut terus.
Beberapa literatur menyebutkan adanya legenda yang berasal dari komunitas yang tinggal di utara pegunungan Kaukasus bahwa Nabi Muhammad yang memberikan biji kefir tersebut kepada komunitas Kaukasia dan mengajari mereka cara membuat kefir. Oleh karena itu , di beberapa literature menyebutkan istilah biji kefir sebagai The Grain of Prophet. Biji kefir merupakan aset yang berharga dalam keluarga masyarakat Kaukasia dan diwariskan secara turun menurun. Komunitas Kaukasia juga meyakini bahwa biji kefir harus dijaga dengan baik dan jangan sampai hilang karena bisa menyebabkan orang yang memilikinya kehilangan kekuatan.
Marcopolo si penjelajah dunia ini pun sempat menorehkan nama kefir dalam catatannya. Kefir sempat terlupakan selama berabad-abad di luar kawasan Kaukasus, sampai pada munculnya berita penggunaannya dalam penyembuhan TBC dan penyakit yang berhubungan dengan sistem pencernaan.
Sejarah mencatat perkembangan kefir merupakan produk fermentasi susu yang sangat popular di Rusia. Dokter-dokter di Rusia begitu yakin akan khasiat kefir dan penelitian ilmiah mengenai kefir dipublikasikan di akhir abad ke-19.
Namun, saat itu biji kefir begitu sulit didapatkan dan produksi kefir secara komersial tidak mungkin dilakukan tanpa mendapatkan sumber biji kefir untuk pertama kali. Perkumpulan para medis Rusia dibentuk untuk mendapatkan biji kefir agar dapat memproduksi kefir yang cukup untuk menyembuhkan para pasien.
Di awal tahun 1900, perwakilan dari ahli medis mengadakan pendekatan dengan Blandov’s bersaudara, Keluarga Blandov’s sendiri adalah pemilik dan menjalankan bisnis pengolahan susu dengan nama Moscow Dairy, dan mereka memiliki perusahaan induk di kawasan pegunungan Kaukasus, termasuk pabrik pembuat keju di kota Kislovodsk.
Para medis Rusia meminta Blandov’s bersaudara untuk mencarikan kefir untuk skala industry di Moskow. Dan akhirnya Blandov’s bersaudara sangat tertarik dengan permintaan ini karena mereka akan menjadi satu-satunya yang bisa memproduksi kefir yang merupakan produk yang sangat dibutuhkan.
Dengan segala strategi yang dia buat untuk mengambil biji kefir dan akhirnya dapat lah biji kefir dari Pangeran Kaukasus 4.5 kg biji kefir. September 1908, botol berisi kefir pertama kali diperkenalkan dan dijual di moskow dan masyarakat menyambut kehadiran kefir dengan begitu antusias. Pada tahun 1930, dimulai produk kefir secara dalam skala besar.